anak kecil itu terus bertanya tentang 'ketidakadilan' yang tengah dirasakannya. dia bertanya, "bu, kenapa mas nggak nyapu atau cuci piring?" tanyanya. "karena dia lelaki." jawab ibu. "kenapa kalau dia lelaki?" tanyanya lagi. ibu hanya tersenyum memandangnya. di lain waktu ketika dia akan membeli sesuatu, dia ditanyai kakaknya, "mau kemana, de'?" tanya kakaknya. "mau beli minyak goreng, mas." jawabnya. kakaknya hanya meng-oh. "mau mas beliin?" tanyanya. kakaknya menggeleng. "aku kan cowok." jawabnya. sang adik hanya melenggang keluar rumah masih dengan pertanyaan ada apa dengan seorang lelaki. dia senang memanjat pohon kaena dengan begitu dia bisa merasakan bagaimana sensasi sulitnya memetik buah jambu, sampai pada suatu hari sang ibu melihatnya dan melarangnya memanjat pohon lagi. ketika dia protes dan bertanya alasannya, jawabannya masih sama. karena dia perempuan. suatu waktu ketika di suatu daerah mengadakan pasar malam, perempuan kecil ini sangat ingin mendatanginya. ketika dia bilang pada ibu bapaknya, mereka melarangnya karena pasar malam berarti ramai dan dikunjungi di saat malam. dia masih menanyakan dan
berkata kenapa kakaknya boleh pergi. sekali lagi jawaban masih sama. karena sang kakak adalah lelaki. begitulah kejadian satu demi satu dia lalui, sampai kemudian dia berpikiran bahwa seharusnya lelaki dan perempuan memiliki hak yang sama. apapun. kemudian diapun berusaha mengerjakan apapun yang bisa dia kerjakan. membenarkan sepeda, mengecat, dan sebagainya ketika orang berkata "biasanya perempuan tak melakukan itu." atau "biasanya lelaki yang melakukan itu". karena dia tak mau biasa, maka perempuan kecil ini menentang arus kepercayaan masyarakat.
tahun demi tahun berlalu, kini dia jadi orang yang tak dikhawatirkan. seolah-olah mereka percaya bahwa dia bisa mengatasinya. namun, suatu hal yang sebenarnya telah berubah padanya. kini tak lagi dia pikirkan tentang perempuan dan lelaki yang memiliki hak yang sama. yang harusnya terjadi adalah satu orang dengan yang lain tak seharusnya bergantung pada yang lain, karena tiap manusia sebenarnya bisa jika mau. kini dia berpikiran lelaki dan perempuan memiliki peran yang berbeda dan mereka saling melengkapi, terlebih ketika dia kenal dunia yang satu orang dengan yang lain dan lainnya tak sama, dia tahu tiap individu memiliki peran yang berbeda. kini dia bersyukur menjadi seorang perempuan. ya, ketika dia ikuti jalan agama, dan karena Allah-lah jawabannya. Dia mengistimewakan perempuan dalam firman-Nya. dan dengan lantang dalam hati dia teriakkan, "I PROUD TO BE A MUSLIMAH"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar