" Katakanlah, "Perhatikanlah apa yang terdapat di langit dan bumi. ..." (Q.S. Yunus : 101)

Laman

Senin, 16 Juli 2012

Tell Me


   “Nama saya Biafahza. Biasa dipanggil Bia. Saya dari kelas X4.” Tak sedikitpun aku mengedipkan mataku saat dia memperkenalkan diri. Bia, cewek yang baru ini aku kenal_tepatnya baru aku tahu siapa namanya, cewek yang tak bisa kuketahui langsung seperti apa dia. Dia hanya berbicara dengan teman sebangkunya dan teman-temannya sekelas dulu.

@                                   @                                 @

   “Ada tugas apa nih?” tanyaku suatu hari saat ku lihat Bia dan beberapa temanku sedang berkumpul. “Matematika, Nif. Kau sudah menerjakannya?” jawab Andar. Aku hanya menggeleng santai sambil tersenyum. Padahal aku berharap Bia yang menjawabku. Tapi ternyata dia pergi begitu melihatku menuju ke arahnya.

@                                   @                                 @

“Ehm, ehm.” batuk Yuan_yang sebenarnya dia tujukan untuk menggodaku ketika Bia melewati kami sepulang sekolah. “Jangan malu gitu dong, Nif.” godanya lagi. Tapi aku tetap memandangi Bia. Sampai bayangannya menghilang dengan sendirinya dari pandanganku. “Ehm!” batuknya lagi, kini lebih keras. “Ada apa sih, Yan?” kataku jutek. Yuan hanya tersenyum penuh arti.

@                                   @                                 @

   Saatnya mid semester. Aku dan Bia satu ruangan, jadi aku bisa terus memperhatikannya. Sekarang temannya sudah mulai banyak dan dia juga sudah mulai mengeluarkan suaranya. Dan ternyata dia tak sependiam yang ku kira. Tapi aku masih penasaran dengannya. Walaupun aku tak tahu apa yang membuatku penasaran dengannya. Sering aku mencoba duduk di sebelah Isya yang notabene duduk di sebelah Bia. Aku berharap saat aku berbicara dan bergurau dengan Isya, Bia ikut nimbrung. Tapi aku salah, ternyata dia hanya diam saja. Walau sesekali dia tersenyum dan mengangguk saat ditanyai Isya.

@                                   @                                 @

   Suatu hari tanpa ku duga, Bia mengirimiku sebuah pesan. Walaupun isinya sekedar pemberitahuan, tapi aku senang. Berarti sekarang aku bisa mencari banyak hal tentangnya. Malam itu aku dan Bia saling bertukar pesan. Aku bertanya padanya tentang hal-hal yang biasa di tanyakan oleh remaja. Tapi dia memang aneh. Dia tak seperti teman-teman cewekku yang lain. Dia tak sekalipun menanyakan balik apa yang kutanyakan padanya. Seolah-olah dia menganggapku sebagai gurunya yang tengah memberikan soal-soal singkat padanya. Di sekolah dia juga masih tak ada respon padaku. Tak menyapa dan tak tersenyum padaku. Padahal saat kami bertukar pesan, dia begitu ramah padaku. Dia memang aneh.

@                                   @                                 @

“tumben g sms,
aku pnya slah ea 5 kamu?
Ma’aph deh kalo gtu.”
Tak ku duga malam itu dia mengirimiku pesan. Mungkin karena sudah beberapa hari ini aku tak mengiriminya pesan. Ku jawab saja aku sedang malas untuk berkirim pesan pada siapapun. Dia tak membalas pesanku. Di sekolah, dia masih saja seperti biasanya. Seolah tak ada apa-apa yang terjadi di antara kami. Jujur, aku sudah mulai merasa jenuh padanya. Dia terlalu aneh. Terlalu sulit untuk ku dekati.

@                                   @                                 @

   Pagi itu saat di kelas, aku menelpon Bia. Hanya berniat iseng. Tapi ternyata Bia tak mengambil HPnya, kerena ternyata HPnya ada di dalam tasnya. Tapi beberapa saat kemudian, dia menelponku. Aku kaget. Bia menelponku?! Aku langsung menghadap ke arahnya. Tapi yang kulihat malah raut kaget saat dia melihatku. Aku langsung memalingkan mukaku. “Adakah yang salah?” tanyaku dalam hati. Tak beberapa lama kemudian, HPku bergetar. Ternyata sebuah pesan. Dari Bia!
“ma’aph,Nif,
aku g taw kalo tu kamu,
cz smua numb tmen cwokku udah aku hapus smua,
btw,da ap ea?”
Duaaaarrr!! Hatiku seperti gunung yang meletus. Mungkin lebih keras dari itu. Ada apa ini?! Apa maksudnya?! Tak ku balas pesannya. Dan tak kan pernah. Huft! Cewex aneh. Ya sudah kalau itu maumu!!

@                                   @                                 @

   Ku lirik dia. Dia balas melirikku. Dia tersenyum padaku. Kudekati dia. Senyumnya semakin mengembang. “Hai Finny.” sapaku. Ini dia yang kucari. Kuberikan senyum terbaikku untuknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar