" Katakanlah, "Perhatikanlah apa yang terdapat di langit dan bumi. ..." (Q.S. Yunus : 101)

Laman

Selasa, 17 Januari 2012

ISBD - makalah tentang nuklir

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Latar belakang penulis membuat makalah berjudul “Mengkaji Keunggulan dan Kelemahan Nuklir dan Rencana Penggunaannya di Indonesia” guna melengkapi tugas ISBD pada khususnya, dan sebagai tambahan ilmu pengkajian tentang keunggulan dan kekurangan nuklir pada umumnya.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat dijadikan pengetahuan bagi orang-orang yang ingin ingin mengkaji tentang penggunaan tenaga nuklir di Indonesia pada khususnya dan sebagai pengetahuan umum bagi teman-teman pada umumnya. 1.2 RUMUSAN MASALAH
Apa sajakah keunggulan dan kelemahan penggunaan tenaga nuklir?
1.3 TUJUAN
Latar belakang penulis membuat makalah berjudul “Mengkaji Keunggulan dan Kelemahan Nuklir dan Rencana Penggunaannya di Indonesia” guna melengkapi tugas ISBD pada khususnya, dan sebagai tambahan ilmu pengkajian tentang keunggulan dan kekurangan nuklir pada umumnya.
1.4 RUANG LINGKUP
Objek yang dikaji oleh penulis adalah keunggulan dan kelemahan penggunaan tenaga nuklir terutama di Indonesia.
1.5 HIPOTESIS
Berdasarkan dari sumber yang penulis peroleh, Indonesia sudah siap untuk mencanangkan pembangunan tenaga nuklir.
1.6 SUMBER DATA
Sumber data digunakan penulis untuk menyelesaikan makalah ini adalah studi pustaka dengan sumber media internet sesuai dengan yang tercantum di dalam daftar pustaka.
1.7 METODE DAN TEKNIK
Metode Pengumpulan Data
Penulis melakukan studi pustaka dalam proses pengumpulan data, dari media internet yang dapat memberikan informasi tentang Keunggulan dan Kelemahan Nuklir dan Rencana Penggunaannya di Indonesia Indonesia sesuai dengan ruang lingkup penulisan karya tulis.

BAB II
ANALISIS / PEMBAHASAN
MENIMBANG UNTUNG RUGI PLTN
Contoh berita :
Berbagai kalangan yang proreaktor nuklir telah mengusulkan lagi untuk menggunakan reaktor nuklir sebagai sumber pembangkit listrik (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir/PLTN) di Indonesia. Gagasan tersebut muncul dengan alasan kebutuhan listrik yang terus meningkat sampai saat ini. Dalam waktu dekat, Indonesia paling tidak bakal memiliki PLTN di Bangka Belitung.
Menurut Sihana, pemenuhan itu kemungkinan hanya bisa didapat dari energi nuklir. Hal lain yang juga diunggulkan dalam pengoperasian PLTN adalah biaya pembangkitan yang lebih murah dibandingkan dengan energi lain.
Dengan keyakinan akan nilai strategisnya, nilai ekonomisnya, dan keamanannya, Jepang maju terus dengan program energi nuklir, bahkan tak ragu untuk menawarkan penguasaan teknologi PLTN kepada negara lain, termasuk Indonesia.
Prinsip Kerja PLTN
Ada pandangan salah kaprah di kalangan masyarakat, bahwa nuklir selalu identik dengan suatu ledakan dahsyat yang bisa menghancurkan apa saja dan menebarkan debu radiokatif yang sangat membahayakan kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Semakin Baik
Saat ini, sistem keamanan dan keselamatan PLTN sudah semakin baik. Tak seperti di Three Mile Island (AS) dan Chernobyl (Ukraina), PLTN kini makin tangguh terkena goncangan gempa besar dan mampu mengantisipasi kelalaian manusia (human error) yang menjadi operatornya. Meski demikian, kasus Fukushima menunjukkan, masih ada titik kelemahan pada desain sistem pengaman serta keselamatan reaktor nuklir.
Ketangguhan PLTN di Pulau Honshu telah teruji menghadapi guncangan gempa tektonik berkekuatan 8,9 skala Richter pada pertengahan Maret lalu.
Pada teknologi PLTN yang baru, semua sistem sudah bekerja pasif, tidak bergantung pada pasokan listrik. Sistem ini menggunakan cerobong tinggi untuk pengaturan udara ke atas membentuk sirkulasi alami. Pada ABWR, ruang pengungkung yang besar (50 kali lebih besar) memungkinkan pendinginan akan menjadi lebih baik. (Amien Nugroho-24)

NUKLIR DAN MITOSNYA
Masalah energi merupakan salah satu isu penting yang sedang hangat dibicarakan. Semakin berkurangnya sumber energi, penemuan sumber energi baru, pengembangan energi-energi alternatif, dan dampak penggunaan energi minyak bumi terhadap lingkungan hidup menjadi tema-tema yang menarik dan banyak didiskusikan. Pemanasan global yang diyakini sedang terjadi dan akan memasuki tahap yang mengkhawatirkan disebut-sebut juga merupakan dampak penggunaan energi minyak bumi yang merupakan sumber energi utama saat ini.
Dampak lingkungan dan semakin berkurangnya sumber energi minyak bumi memaksa kita untuk mencari dan mengembangkan sumber energi baru. Salah satu alternatif sumber energi baru yang potensial datang dari energi nuklir. Meski dampak dan bahaya yang ditimbulkan amat besar, tidak dapat dipungkiri bahwa energi nuklir adalah salah satu alternatif sumber energi yang layak diperhitungkan.
Isu energi nuklir yang berkembang saat ini memang berkisar tentang penggunaan energi nuklir dalam bentuk bom nuklir dan bayangan buruk tentang musibah hancurnya reaktor nuklir di Chernobyl. Isu-isu ini telah membentuk bayangan buruk dan menakutkan tentang nuklir dan pengembangannya. Padahal, pemanfaatan yang bijaksana, bertanggung jawab, dan terkendali atas energi nuklir dapat meningkatkan taraf hidup sekaligus memberikan solusi atas masalah kelangkaan energi.
Program Nuklir Indonesia merupakan program Indonesia untuk membangun dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir baik di bidang non-energi maupun di bidang energi untuk tujuan damai. Pemanfaatan non-energi di Indonesia sudah berkembang cukup maju. Sedangkan dalam bidang energi (pembangkitan listrik), hingga tahun 2011 Indonesia masih berupaya mendapatkan dukungan publik, walaupun sudah dianggap kalangan internasional bahwa Indonesia sudah cukup mampu dan sudah saatnya menggunakannya.
Kegiatan pengembangan dan pengaplikasian teknologi nuklir di Indonesia diawali dari pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitet tahun 1954. Panitia Negara tersebut mempunyai tugas melakukan penyelidikan terhadap kemungkinan adanya jatuhan radioaktif dari uji coba senjata nuklir di lautan Pasifik.
Sebelumnya, marilah kita kaji pemancar gas rumah-kaca yang terbesar di dunia: batubara. Biarpun batubara memberikan listrik murah, tetapi pembakaran batubara di seluruh dunia menciptakan sekitar 9 milyar ton CO2 per tahun, yang sebagian besar akibat dari pembangkitan listrik. Pembangkitan listrik yang membakar batubara menyebabkan hujan asam, kabut-asap (smog), penyakit pernafasan, kontaminasi merkuri, dan memberi kontribusi utama pada gas rumah-kaca dunia. Di lain pihak, sebanyak 441 PLTN yang kini beroperasi di seluruh dunia telah menghindari emisi hampir 3 milyar ton CO2 per tahun yang setara dengan gas-buang berasal lebih dari 428 juta mobil.
Untuk mengurangi ketergantungan kita terhadap batubara, kita harus bekerja bersama mengembangkan infrastruktur energi nuklir secara global. Energi nuklir itu bersih, sepadan dalam hal ongkos (cost effective), dapat diandalkan dan aman.
Di Amerika Serikat hari ini terdapat 103 reaktor nuklir yang diam-diam menyajikan 20% kebutuhan listriknya. Sekitar 80% penduduk di sekitar PLTN sampai jarak 10 Km itu menyetujui kehadiran PLTN-mereka. Tingkat persetujuan yang tinggi itu tentulah tidak termasuk pekerja PLTN yang memiliki kepentingan dalam mendukung pekerjaan mereka yang aman, dan bergaji tinggi.
James Lovelock, bapak dalam teori Gaia dan ilmuwan atmosfir terkemuka, percaya bahwa energi nuklir adalah satu-satunya energi yang menghindari perubahan iklim yang mendatangkan bencana. Steward Brand, pendiri dari The Whole Earth Catalogue dan pemikir ekologi holistik, mengatakan bahwa gerakan lingkungan haruslah merangkum energi nuklir untuk mengurangi ketergantungannya terhadap bahan bakar fosil.
Memang, bukan tidak ada tantangan nyata ─ juga bukan tidak ada berbagai mitos yang berkaitan dengan energi nuklir. Masing-masing mitos itu perlu dipertimbangkan:

Mitos 1: Energi nuklir itu mahal
Fakta: Energi nuklir adalah satu di antara sumber energi yang tidak-mahal. Di tahun 2004, rata-rata ongkos produksi listrik di Amerika Serikat adalah kurang dari dua sen per kilowatt-jam, setingkat dengan ongkos batubara dan listrik-hidro. Kemajuan dalam teknologi akan menurunkan lagi ongkos itu di masa mendatang.
Mitos 2: PLTN itu tidak aman
Fakta: Tentang kecelakaan di Chernobyl, forum multi-lembaga PBB untuk Chernobyl tahun lalu melaporkan bahwa hanya 56 kematian dapat dikaitkan dengan kecelakaan itu, sebagian besar korban adalah akibat radiasi atau luka-bakar sewaktu memadamkan api. Memang tragis sekali korban kematian itu, namun angka itu sangat kecil jika dibandingkan dengan kecelakaan di tambang batubara sebanyak 5000 jiwa seluruh dunia setiap tahun. Atau jika dibandingkan dengan 1,2 juta jiwa yang meninggal setiap tahun akibat kecelakaan mobil. Tidak seorangpun meninggal dalam sejarah program nuklir untuk sipil di Amerika Serikat. (Disayangkan, bahwa ratusan pekerja tambang uranium meninggal pada tahun-tahun awal industri ini. Hal itu telah sejak lama diperbaiki).
Mitos 3: Sampah nuklir itu akan berbahaya selama ribuan tahun
Fakta: Dalam 40 tahun, bahan bakar yang telah digunakan hanya akan memancarkan seperseribu radioaktivitas dibandingkan pada waktu bahan bakar itu dikeluarkan dari reaktor. Dan sebenarnya sangatlah tidak benar jika dikatakan itu sebagai sampah (atau limbah), karena 95% potensi energinya masih tersimpan di dalam bahanbakar bekas pada siklus pertama. Sekarang Amerika Serikat telah mencabut larangan daur-ulang bahan bakar bekas, dengan demikian akan dimungkinkan pemanfaatan energi itu serta akan banyak mengurangi jumlah sampah yang harus diolah atau disimpan. Bulan lalu, Jepang telah bergabung dengan Perancis, Inggris dan Rusia dalam kegiatan daur-ulang bahan bakar nuklir.
Mitos 4: Reaktor nuklir itu rawan terhadap serangan teroris
Fakta: Beton bertulang yang tebalnya satu-setengah meter melindungi isi bangunan kontenmen dari luar maupun dari dalam. Bahkan kalau sebuah jumbo jet menabrak reaktor dan merusak kontenmen, reaktor tidak akan meledak. Ada banyak jenis fasilitas yang lebih rawan termasuk pabrik pencairan gas alam, pabrik kimia dan sejumlah sasaran politik.
Mitos 5: Bahan-bakar nuklir itu dapat dialihkan untuk membuat senjata nuklir
Fakta: Senjata nuklir sudah tidak lagi harus tak-terpisahkan dengan PLTN. Teknologi centrifuge (teknologi pengkayaan uranium-235) kini memungkinkan suatu negara memperkaya uranium tanpa harus membangun reaktor nuklir. Iran misalnya, tidak memiliki reaktor yang menghasilkan listrik, padahal negara ini telah memiliki kemampuan membuat bom nuklir. Ancaman senjata nuklir Iran sama sekali dapat dibedakan dari pembangkit energi nuklir untuk maksud damai. Selama dua puluh tahun, satu di antara alat yang paling sederhana parang telah dipakai membunuh jutaan manusia di Afrika, jauh lebih banyak dari pada korban yang meninggal di Hiroshima dan Nagasaki digabungkan. Tetapi tidak seorangpun yang mengusulkan melarang parang, karena parang adalah alat yang sangat berharga di negara berkembang.
MANFAAT YANG RAMAH LINGKUNGAN
Sebagai bonus (tambahan) dalam mengurangi emisi gas rumah-kaca serta bergeser dari mengandalkan bahanbakar fosil, energi nuklir menawarkan dua manfaat yang ramah-lingkungan sekaligus.
Pertama, listrik nuklir menawarkan jalan yang penting dan praktis ke arah ′ekonomi hidrogen′. Hidrogen sebagai sumber yang menghasilkan listrik menawarkan janji untuk energi yang bersih dan hijau. Dengan menggunakan kelebihan energi panas dari reaktor nuklir untuk menghasilkan hidrogen, maka dapat diciptakan produksi hidrogen dengan harga terjangkau, efisien, serta bebas dari emisi gas rumah-kaca. Dengan demikian produksi hidrogen ini dapat dikembangkan untuk menciptakan ekonomi energi hijau di masa depan.
Kedua, di seluruh dunia, energi nuklir dapat menjadi solusi terhadap krisis lain yang tengah berkembang: kekurangan air bersih yang harus tersedia bagi konsumsi manusia dan irigasi bagi tanaman dasar (crop). Secara global, proses desalinasi (air-laut) telah dan tengah dipakai guna membuat air bersih. Dengan menggunakan kelebihan panas dari reaktor nuklir, air laut dapat ditawarkan, sehingga permintaan terhadap air bersih yang selalu bertambah akan dapat dipenuhi.
Kombinasi energi nuklir, energi angin, geotermal dan hidro adalah cara yang aman dan ramah-lingkungan dalam memenuhi permintaan energi yang selalu bertambah. Dengan berbagi informasi, jaringan konsumen, pakar lingkungan, akademisi, organisai buruh, kelompok bisnis, pemimpin masyarakat dan pemerintah kini telah disadari manfaat dari energi nuklir. Energi nuklir adalah jalan terbaik untuk menghasilkan listrik beban-dasar yang aman, bersih, dapat diandalkan, serta akan memainkan peranan kunci dalam pencapaian keamanan (penyediaan) energi global. Dengan perubahan iklim sebagai puncak agenda internasional, kita semua harus mengerjakan bagian kita untuk mendorong renaisans (kebangkitan kembali) energi nuklir.
EFEK NEGATIF NUKLIR
Namun disamping itu nuklir juga dapat memberikan efek negatif terhadap perkembangan kesehatan manusia. Secara alami, tubuh manusia memiliki mekanisme untuk melindungi diri dari kerusakan sel akibat radiasi maupun pejanan zat kimia berbahaya lainnya. Tetapi radiasi yang terlalu tinggi dapat mengalahkan mekanisme perlindungan ini. Radiasi yang terlalu tinggi dapat menimbulkan gejala akut yang dapat dirasakan oleh pasien, namun walaupun tidak terdapat gejala bukan berarti tidak menimbulkan bahaya karena radiasi dapat menimbulkan dampak jangka panjang yang lebih berbahaya.
Dampak sesaat atau jangka pendek akibat radiasi tinggi di sekitar reaktor nuklir antara lain :
1. Mual muntah
2. Diare
3. Sakit kepala
4. Demam.
Sementara itu, dampak yang baru muncul setelah terpapar radiasi nuklir selama beberapa hari di antaranya :
1. Pusing, mata berkunang-kunang
2. Disorientasi atau bingung menentukan arah
3. Lemah, letih dan tampak lesu
4. Kerontokan rambut dan kebotakan
5. Muntah darah atau berak darah
6. Tekanan darah rendah
7. Luka susah sembuh.
Dampak kronis alias jangka panjang dari radiasi nuklir umumnya justru dipicu oleh tingkat radiasi yang rendah sehingga tidak disadari dan tidak diantisipasi hingga bertahun-tahun. Beberapa dampak mematikan akibat paparan radiasi nuklir jangka panjang antara lain sebagai berikut :
1. Kanker
2. Penuaan dini
3. Gangguan sistem saraf dan reproduksi
4. Mutasi genetik.
REAKTOR NUKLIR DI INDONESIA
Indonesia sebenarnya sudah siap dengan pencanangan tenaga nuklir, hal tersbut telah dibuktikan dengan empat reaktor nuklir yang telah dimiliki.
1. Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri (PTNBR), Bandung, Jawa Barat
* Diresmikan tahun 1964
* Populer dengan nama Reaktor Triga Mark II
* Nama lain adalah Reaktor Triga 2000 (namanya diubah Presiden Megawati Soekarnoputri pada tahun 2000)
Reaktor Triga Mark adalah reaktor nuklir kelas kecil. Reaktor TRIGA didesain bisa dipasang tanpa gedung. TRIGA singkatan dari Training, Research, Isotopes, General Atomics. Sesuai namanya, reaktor ini digunakan untuk keperluan ilmiah khususnya di perguruan tinggi, riset pribadi, dan keperluan lain yang tidak bersifat merusak. Reaktor seperti ini populer dipakai di sejumlah negara Asia. Reaktor ini diklaim 'aman dipakai walaupun di tangan pelajar muda.'
2. Pusat Penelitian Tenaga Atom (PPTA) Pasar Jumat, Jakarta Selatan
* Didirikan tahun 1966
* Reaktor iradiasi Gammacell dipakai 1968
* Populer dengan nama Reaktor Pasar Jumat
Iradiator ini berukuran seperti tabung elpiji ukuran jumbo setinggi sekitar satu meter. Iradiator Gammacel biasanya digunakan penelitian pribadi. Fasilitas iradiasi digunakan untuk pemuliaan tanaman.
3. Pusat Penelitian Tenaga Atom (PPTA) GAMA Yogyakarta
* Diresmikan tahun 1967
* Populer dengan nama Reaktor Kartini
Reaktor ini juga menjadi tempat penelitian bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Teknik Nuklir (STTN), yang berada satu kawasan dengan PPTA. STTN merupakan lembaga pendidikan yang dibentuk BATAN pada 2001. Selain itu, reaktor Kartini juga menjadi laboratorium bagi mahasiswa Jurusan Teknik Nuklir, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Belakangan Jurusan teknik nuklir berubah menjadi Teknik Fisika, dan membuat program studi Teknik Nuklir
4. Reaktor Serba Guna GA Siwabessy, Serpong, Banten
* Diresmikan 1987
* Populer dengan nama Reaktor Siwabessy/Reaktor Serpong
Reaktor Nuklir Siwabessy merupakan reaktor terbesar dan termodern di Asia Tenggara dan menggunakan teknologi termutakhir. Meski berstatus sebagai reaktor riset, Reaktor Siwabessy disebut-sebut sebagai miniatur Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), meski Siwabessy tidak didesain sebagai reaktor pembangkit komersial. Reaktor ini juga diklaim sebagai reaktor generasi III yang sudah teruji (proven) dalam stabilitas maupun keamanan.

BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi di dunia, terutama di Indonesia, energi nuklir sangat dibutuhkan untuk keberlanjutan penghematan energi. Hal tersebut telah dilakukan oleh beberapa negara, salah satunya yaitu Jepang. Di Indonesia sendiri dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat agaknya tak sebanding dengan pasokan energi listrik yang dibutuhkan. Dengan semua keunggulan dan kelemahan nuklir, sebenarnya Indonesia telah siap untuk mncanangkan pembangunan tenga nuklir, hal tersebut telah dimulai dengan telah dicanangkannya empat reaktor nuklir.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.warintek.ristek.go.id/nuklir/info_nuklir/pemikiran_ulang.html
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/09/12/158854/Menimbang-Untung-Rugi-PLTN
http://www.kbr68h.com/index.php?option=com_content&view=article&id=3640:ini-dia-reaktor-nuklir-di-indonesia&catid=81:nasional&Itemid=458
http://www.artikelkedokteran.com/109/%E2%80%9Cdampak-positif-dan-negatif-dari-nuklir%E2%80%9D.html
http://ugomagician.blogspot.com/2011/04/dampak-positif-dan-negatif-dari-nuklir.html
http://netsains.com/2009/04/energi-nuklir-pengertian-dan-pemanfaatannya/
http://id.wikipedia.org/wiki/Program_Nuklir_Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar